ETIKA

AGAMA

Setiap agama mengajarkan umatnya untuk Berbuat baik supaya masuk surga

Apakah cukup hanya dengan berbuat baik kita masuk surga? Jika benar, apa beda nya agama dengan moralitas. Bahkan nenek moyang jaman dahulu yang belum mengenal agama sudah mengamalkan apa itu kebaikan. Apakah mereka pantas untuk masuk surga? Bukankan setiap orang yang tidak memiliki agama dianggap kafir dan tempatnya adalah neraka.

Bahwa kebaikan tidaklah cukup untuk menjamin kita masuk dalam kerajaan surga. Surga tidak dapat dibeli hanya dengan kebaikan saja. Surga lebih mulia dari sekedar kebaikan. Meskipun Tuhan mengajarkan kita untuk berbuat baik,  

kemuliaan surga sebagai kediaman yang kita imani disediakan Allah untuk manusia sebagai tempat  kebahagiaan abadi tidak dapat diukur dengan perbuatan baik saja.

Otoritas Allah sebagai kekuasaan tertinggilah yang berhak pantas tidaknya kita untuk masuk kerajaan surga. Berbuat baik hanyalah salah satu modal dari banyak kewajiban yang harus kita laksanakan sebagai manusia, dan yang terpenting di sini yang harus diingat adalah bahwa layak tidaknya manusia dihadapan Allah adalah seutuhnya hanya karena belas kasihan Tuhan saja. Begitupun dengan kehidupan kita. 

Mengapa perbuatan baik tidak selalu menjamin kita untuk masuk surge?

Kasih Tuhan kepada manusia kita yakini adalah untuk selamanya. Sebuah kasih yang tulus antara Sang pencipta terhadap ciptaanNya. Tapi apakah kasih atau perbuatan baik kita terhadap manusia, sama dengan kesih Tuhan kepada Manusia? Jangan Tuhan jangan dijadikan alasan untuk kita mengasihi orang lain, kalau demikian kita tidak lebih dari sekedar memanipulasi Tuhan hanya untuk menunjukkan perbuatan baik kia kepada sesame. Percayalah kalau demikian kita telah mendapatkan upah kita, tapi tidak dari Allah. Bukan karena kita mengasihi sesame manusia berarti kita juga mengasihi Tuhan. Karena maksud kitalah yang dilihat Tuhan bukan sekedar perbuatan kita.

Apakah hidup itu?

Kebahagiaan…bahkan disaat penderitaan ini pun tetap merasa bahagia…

Bagaimana agar kita bahagia…

Kebahagiaan itu harus diusahakan, seperti cinta, Tuhan menabur kebahagiaan di dunia dan kitalah yang akan menuainya. Dalam murkaNya akibat manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan tetap memelihara kita. Dengan segala upaya pula manusia mencari kebahagiaannya. Namun seperti apa kebahagiaan itu sebenarnya.

Banyak yg berlimpah materi tetapi tidak bahagia

Banyak yg berkekurangan tetapi hidupnya bahagia

Mengapa bisa demikian...

Tak perlu bertanya dari mana kita berasal lagi pula itu adalah bagian masalalu kita, yg terpenting adalah bagaimana kita hidup, dan apa hidup tujuan hidup ini sebenarnya. Kalau hidup adalah kebahagiaan, bagaimana  agar kita memperoleh kabahagiaan ini. sepanjanag sejarah manusia, inilah pencarian terbesar manusia sepanjang jaman.