KATOLIK

SKISMA KATOLIK

PERPECAHAN DALAM GEREJA

Pada awalnya Gereja adalah satu, di mana Yesus adalah Gereja itu sendiri. Kemudian Lewat rasulNya ajaran-ajaran Yesus di sebarluaskan, dan Rasul Pauluslah yang memegang peranan penting di sini. Namun dalam hierarki apostolik, terjadi suksesi secara berkesinambungan yang dimulai dari St. Petrus sampai pada Paus Benedictus ke XVI sekarang ini, yang kita kenal dengan sebutan Paus. St. Petrus yang awalnya bernama Simon, anak Yonas, oleh Yesus diubah namanya menjadi Kefas atau petrus yang berarti batu karang. memiliki kedudukan yang istimewa  dalam pewartaan.

Sejak Konsili Konstatinopel tahun 381, orang-orang Kristen percaya akan Gereja yang satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik, yang menjadi ciri dasar Gereja Katolik. Ini juga untuk menjadi pembeda dengan Gereja-gereja palsu saat itu. 

Namun, Gereja tidak mampu mempertahankan kesatuannya, yang kemudian membuat Gereja terpecah. bibit perpecahan dalam Gereja Katolik atau skisma ini, dimulai pada abad ke-3, atau pada tahun 318, akibat dari ajaran Arianisme, Kemudian pada tahun 431, karena ajaran Kristologi Gereja yang berkembang saat itu, muncul Gereja Nestorian atau Timur setelah Konsili Efesus. Pada tahun 451 berdiri Gereja Koptik di Mesir dan Armenia, setelah Konsili Kalsedon.
Tetapi skisma terbesar terjadi pada tahun 1054 karena kesalahpahaman antara Roma dan Konstantinopel, yang dikenal dengan skisma Barat dan Timur, dikemudian hari, Gereja timur dikenal dengan Ortodoks untuk menggambarkan Gereja-Gereja yang setia pada ajaran-ajaran dari Konsili Efesus dan Kalsedon.

Gereja-gereja barat, dalam persatuan dibawah Uskup Roma, disebut dengan Gereja Katolik, yang kemudian dikenal dengan sebutan Paus, dan berkedudukan di Vatikan. Namun dari semua skisma ini, yang paling terpenting adalah Reformasi yang terjadi pada abad ke-16 dan 17 di Eropa, yang memunculkan tiga aliran baru dalam Gereja, yaitu : Gereja Lutheran di Jerman dan Skandinavia, Gereja Kalvinis atau reformasi di Swiss dan Perancis, dan Gereja Anglikan di Inggris. Kemudian adalagi yang disebut dengan Gereja reformasi sayap kiri yang disebut anabaptis : Persaudaraan Swiss, Kaum Huterit di Moravia dan Mennonit di Belanda, dimana mereka berusaha untuk memulihkan hidup kristiani menurut model Gereja perjanjian baru.

Pada abad ke-17, dari gerakan puritan, muncul Gereja Baptis di Inggris. Pada abad ke-18 berawal dari pembaharuan, muncul Kaum Metodis di Inggris yang dipimpin oleh John dan Charles Wesley.

Skisma yang terjadi ini lebih disebabkan atas perbedaan penafsiran dan tradisi yang hidup dalam Gereja itu sendiri. Dalam Konsili Vatikan ke-II kemudian lebih menekankan pada bagaimana Gereja Katolik harus lebih terlibat dengan gerakan ekumenis untuk mencari kesatuan secara Kristiani. Dekrit ekumenisme (Unitatis Redintegratio) mengakui bahwa orang-orang Kristiani dari berbagai Gereja dan Komunitas-komunitas gerejawi untuk bersatu satu sama lain.meski deklarasi ini tidak mengakhiri skisma timur dan barat, tetapi setidaknya menunjukkan adanya niat untuk melakukan rekonsiliasi yang masing-masing diwakili oleh Paus Paulus VI dan Patriark Ekumenis Athenagoras I.
Langkah perubahan ini kemudian dilanjutkan dengan upaya-upaya rekonsiliasi yang dilakukan Gereja Katolik antara lain :
1. 27 November 2004, dalam upaya persatuan Kristiani, Paus Yohanes Paulus II mengembalikan relikui dua orang Santo Uskup Agung Konstantinopel, yaitu: Yohanes Krisostomus dan Gregorius Nazianzus, dimana umat Ortodoks yakin bahwa relikui tersebut dicuri dari Konstantinipel pada tahun 1204 oleh pasukan perang Salib IV. 

2. Patriark Ekumenis Bartholomeus I bersama para patriark dan uskup agung Gereja-Gereja Ortodoks Timur, hadir dalam pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada 8 April 2005, . Bartolomeus duduk di kursi kehormatan pertama. Peran yang istimewa dan makin meningkat dari para patriark Ortodoks Timur dalam pemakaman Paus Yohanes Paulus II serta kenyataan bahwa peristiwa tersebut merupakan saat pertama kalinya selama berabad-abad seorang Patriark Ekumenis menghadiri pemakaman seorang Paus, dipandang banyak pihak sebagai sebuah pertanda serius bahwa dialog menuju rekonsiliasi boleh jadi sudah dimulai.

3. 25 Mei 2005, Paus Benediktus XVI menyebut rekonsiliasi sebagai sebuah komitmen masa kepausannya. demikian ungkapnya, "Saya ingin mengulangi kesediaan saya untuk menerima sebagai sebuah komitmen fundamental mengusahakan kembali kesatuan yang tampak dan yang sepenuhnya dari semua pengikut Kristus, dengan sekuat tenaga saya." Paus Benediktus XVI telah diundang ke Turki pada bulan November 2006 oleh Patriark Ekumenis Bartholomeus I.





        sejarah katolik

        Tidak ada komentar:

        Posting Komentar